banner 728x250

Bedah Urologi Robotik Da Vinci Xi di Siloam Hospitals, Tawarkan Presisi Tinggi dan Pemulihan Lebih Cepat

JAKARTA – Teknologi bedah robotik kini hadir sebagai salah satu terobosan penting dalam dunia kedokteran modern, khususnya di bidang urologi. Siloam Hospitals menjadi salah satu pelopor layanan ini di Indonesia, dengan menghadirkan prosedur operasi urologi robotik yang menawarkan keunggulan signifikan dibandingkan metode konvensional seperti bedah terbuka dan laparoskopi.

Prof. dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, SpU(K), FICRS, PhD yang berpraktik di Siloam Hospitals ASRI menjelaskan bahwa operasi urologi robotik merupakan tindakan pembedahan yang menggunakan teknologi robot untuk membantu proses operasi dengan tingkat presisi yang sangat tinggi. Teknologi ini sudah digunakan secara luas di dunia sejak lebih dari 15 tahun lalu, dan telah menjadi standar emas (gold standard) dalam penanganan berbagai penyakit urologi, terutama kanker prostat.

Keunggulan Teknologi Robotik

Menurut Prof. Agus Rizal, bedah teknologi robotik memiliki sistem pergerakan yang sangat halus dan stabil, memungkinkan dokter melakukan pemotongan jaringan secara perlahan dan sangat presisi. Hal ini meminimalkan risiko cedera jaringan sehat di sekitar area operasi, serta menurunkan angka komplikasi yang kerap terjadi pada operasi laparoskopi maupun terbuka.

Dibandingkan operasi konvensional, robotik memberikan banyak manfaat nyata bagi pasien. Luka sayatan menjadi jauh lebih kecil, rasa nyeri pascaoperasi lebih ringan, dan waktu rawat inap pun berkurang. Berdasarkan pengalamannya, pasien dapat pulang dalam waktu dua hingga tiga hari setelah operasi.

“Robotik memungkinkan pemotongan jaringan dilakukan sedikit demi sedikit dengan presisi tinggi, sehingga risiko komplikasi sangat minimal. Bahkan, dalam kasus kanker prostat, inkontinensia atau ngompol sebagai efek pascaoperasi, dapat pulih lebih cepat,” jelas Prof. Agus Rizal.

Selain itu, lengan robot yang stabil mampu mengeliminasi risiko tremor dari tangan dokter bedah, sehingga prosedur dapat dilakukan dengan lebih aman. Prosedur ini juga memungkinkan dokter untuk memisahkan saraf dengan sangat hati-hati dan presisi; sesuatu yang tidak dapat dilakukan dengan baik melalui laparoskopi maupun operasi terbuka.

“Angka gangguan fungsi seksual seperti disfungsi ereksi jauh lebih rendah dengan teknik robotik dibanding metode lain. Ini menjadi pertimbangan besar bagi pasien kanker prostat yang ingin tetap menjaga kualitas hidupnya setelah operasi,” tambah Prof. Agus Rizal.

Dalam pelaksanaan bedah robotik, dokter bedah akan mengendalikan robot melalui surgical console, yaitu konsol khusus yang menjadi pusat kendali sistem robotik. Komponen lain yang utama dalam sistem bedah robotik termasuk patient cart (tempat lengan robot berada), dan vision cart yang menyuplai tampilan visual tiga dimensi beresolusi tinggi.

Aplikasi Luas Dalam Dunia Medis

Tidak hanya di bidang urologi, teknologi robotik saat ini dapat digunakan untuk berbagai jenis operasi, terutama organ di dalam rongga tubuh, seperti pada saluran cerna, kantung empedu, paru-paru, bahkan jantung. Dalam urologi, teknologi ini dapat digunakan untuk pengangkatan tumor ginjal, perbaikan kelainan saluran kemih, serta menjadi pilihan terbaik dalam operasi kanker prostat. Saat ini, operasi robotik juga sedang dikembangkan untuk transplantasi ginjal.

Prof. Agus Rizal mencatat bahwa kasus operasi robotik yang telah ditanganinya, sebagian besar menangani penderita kanker prostat dan tumor ginjal. Teknologi Da Vinci Xi yang digunakan di Siloam Hospitals memungkinkan dokter melakukan prosedur secara lebih fleksibel, bahkan pada pasien dengan kondisi medis tertentu yang sebelumnya tidak memungkinkan dilakukan operasi robotik.

“Dulu, teknologi robotik generasi awal mengharuskan posisi kepala pasien lebih menukik, sehingga pasien dengan gangguan paru berat tidak dapat menjalani prosedur ini. Tapi kini, dengan sistem Da Vinci Xi, posisi pasien tidak perlu terlalu ekstrem. Hal ini membuat prosedur lebih fleksibel, bahkan bagi pasien dengan penyakit penyerta (komorbid). Meski demikian, tentu evaluasi kondisi pasien secara menyeluruh pada fase pre-operasi tetap harus dilakukan dengan sangat baik,” tambahnya.

Harapan untuk Pengembangan Nasional

Prof. Agus Rizal menekankan pentingnya edukasi publik dan pelatihan tenaga medis untuk memperluas pemanfaatan bedah robotik di Indonesia. Dengan populasi keempat terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat layanan robotik di kawasan regional, asalkan seluruh pihak bergerak bersama dalam mendorong pertumbuhan teknologi ini.

“Banyak pasien Indonesia yang terpaksa harus ke luar negeri untuk menjalani operasi robotik. Tapi sekarang, dengan kerja sama dari berbagai pihak, seperti pemerintah, swasta, dan dokter, dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan, teknologi ini bisa berkembang pesat di negeri sendiri,” pungkasnya.

Saat ini, penanganan bedah urologi robotik sudah tersedia di Siloam Hospitals. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis urologi guna mendapatkan diagnosis dan rencana perawatan yang tepat. Lakukan booking jadwal melalui aplikasi MySiloam, website http://www.siloamhospitals.com/cari-dokter, atau dapat juga menghubungi ASRI Urology Center (AUC) ‪+62 857-1015-0755‬ atau ‪+62 858-1025-6082.‬‬‬‬ (mak/rls)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *