banner 728x250

Poktan Binaan Pertamina EP Zona 7 Jatibarang Field, “Membuat Rumah Singgah” Ciptakan Atasi Serangan Hama Tikus

INDRAMAYU — Program CSR (Corporate Social Responsibility) Pertamina EP Zona 7 Jatibarang Field, merupakan komitmen perusahaan terhadap pembangunan yang berkelanjutan serta memberikan manfaat langsung pada masyarakat.

Salah satunya Mitra Binaan Pertamina EP Zona 7 Jatibarang Field yakni Kelompok Tani Sri Trusmi Satu sejak tahun 2018 sampai saat ini (2024-red) yang beralamat di Desa Kedokanbunder Wetan Blok Truwali RT. 12 RW. 03 Kecamatan Kedokanbunder Kabupaten Indramayu.

“Hasil penilaian yang dilakukan pihak Pertamina EP Zona 7 Jatibarang Field terhadap Kelompok Tani tersebut, dinilai memenuhi kriteria untuk menerima bantuan dari program CSR”, ungkap Penanggung Jawab Program TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) CSR Pertamina EP Zona 7 Jatibarang Field, Andar Lutfi di ruangan Laboratorium Pos Pelayanan Agen Hayati Kelompok Tani Sri Trusmi Satu Desa Kedokanbunder Wetan Kecamatan Kedokanbundet Kabupaten Indramayu. Senin, (09/09/2024).

Sementara itu, Pendamping Program Pemberdayaan Masyarakat Pertamina EP Zona 7 Jatibarang Field, Isyfi menjelaskan, bahwa Kelompok Tani Sri Trusmi Satu telah menerima bantuan CSR selama 4 tahun dari mulai 2018 sampai 2022.

“Kelompok tani tersebut saat mau menerima bantuan Program CSR, ada kajian dulu tidak serta merta langsung menerima bantuan. Hasil kajian dan penilaian dari Pertamina EP Zona 7 Jatibarang Field, Kelompok Tani Sri Trusmi Satu di bidang hayati maupun di bidang pertanian dinilai sangat potensial,” jelas Isyfi.

Atas dasar penilaian itu, lanjut Isyfi, program TJSL CSR Pertamina EP Zona 7 Jatibarang Fileld mendukung dan mensupport, baik itu sarana-prasarana maupun lainnya. Dimana sarana dan prasarana yang sudah dibangun itu salah satunya gedung laboratorium PPAH (Pos Pelayanan Agen Hayati) bantuan dari program TJSL itu telah diresmikan oleh Hari Widodo selaku Jatibarang Field Manager. Ruangan laboratorium tersebut ber-AC dan lengkap seisinya sesuai kebutuhan yang dimaksud.

“Alhamdulillah, Kelompok Tani Sri Trusmi Satu sejak tahun 2018 sampai sekarang berjalan lancar, sangat efektip dan di tahun 2023 memiliki predikat Mandiri. Kini sudah mentrasfer ilmu hayati maupun ilmu pertaniannya ke Kelompok Tani Mukti di Desa Karanganyar Kecamatan Pasekan. Kelompok Tani Mukti itu masih bagian dari mitra binaan Pertamina EP Zona 7 Jatibarang Field,” ungkapnya.

Di tempat yang sama, Ketua Kelompok Tani Sri Trusmi Satu, Waklan menjelaskan, kelompok tani yang diketuainya itu bukan saja mengolah di bidang pertanian saja namun juga mengolah budi daya jamur tiram. Hal itu dikarenakan banyaknya permintaan dari masyarakat yang mengonsumsi jamur tiram.

“Atas dasar itu, anggota Kelompok Tani Sri Trusmi Satu menikmati rizki hasil jual Jamur Tiram,” kata Waklan didampingi Wawan Hermawan dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat yang diperbantukan di BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) Kecamatan Kedokanbunder Kabupaten Indramayu.

Menurutnya, inovasi itu atas masukan serta bimbingan dari Pertamina EP Zona 7 Jatibarang Field untuk menggeluti budi daya jamur tiram. Inovasi tersebut direspon oleh anggota serta dikerjakan dengan kerja keras dan ulet menggeluti budi daya Jamur tersebut.

“Kerja keras itu membuahkan keuntungan hasil jual jamur tiram itu bisa untuk biaya hidup keluarga dan untuk membiayai pertanian padi,” ungkapnya.

Wawan Setiawan menambahkan, di musim tanam padi tahun 2024, Kelompok Tani Sri Trusmi Satu yang menyediakan hamparan lahan sawah seluas 87 Ha dan dibagi menjadi 2 kelompok, mendapatkan sejumlah permasalahan. Yaitu serangan hama tikus yang sangat ganas.

“Serangan hama tikus yang cepat serta daya rusak pada tanaman padi musim tanam tahun 2024 ini cukup tinggi yang menyebabkan hama tikus selalu menjadi ancaman serius, karena menyerang tanaman sejak pratanaman hingga menjelang panen. Tikus memiliki sifat dan karakter pemakan segala, artinya tikus menyukai semua tumbuhan yang ada di sawah. Disamping itu tikus memiliki daya adaftasi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan dan memiliki tingkat reproduksi yang sangat cepat,” ungkapnya.

Untuk menekan populasi hama tikus itu, upaya pengendalian pun mereka lakukan terus menerus dengan berbagai teknik secara terpadu, dari saat pratanam hingga menjelang panen. Seperti memasang predator (Burung Hantu), pengumpanan racun tikus dengan rodentisida aktif, pemasangan jaring, plastik, penggenangan lobang-lobang tikus dan sanitasi. Daerah Kedokanbunder Wetan dinilai daerah endemik tikus yaitu wilayah yang populasi tikusnya selalu tinggi sehingga terjadi serangan tikus setiap musim tanam padi. Menyikapi permasalahan serangan hama tikus kata Wawan dihapan puluhan awak media, dirinya mengajak semua anggota Kelompok Tani Sri Trusmi Satu, menggunakan sistem bubu TBS (Trap Barrier Syistem) dan LTBS (Linear Trap Barrier Syistem). Sistem bubu TBS itu sama halnya membuat ‘rumah singgah terakhir untuk tikus’. Puluhan awak media diajak melihat langsung seperti apa praktek cara memasang sistem bubu TBS. Sistem tersebut menggunakan dengan cara, tanam awal/tanaman perangkap untuk menarik kedatangan tikus, pagar plastik untuk mengarahkan tikus masuk perangkap dan bubu perangkap/rumah singgah terakhir tikus untuk menangkap serta untuk menampung tikus. Tiga komponen itu merupakan satu unit terpadu yang tidak dapat dipisahkan dalam penggunaannya di lapangan. Hal itu merupakan teknik pengendalikan tikus yang mampu menangkap banyak tikus.

“Semua sudah dilakukan, alhamdulillah hasilnya dapat meminimalisir serangan tikus,” tutupnya. (Abdul Gani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *