banner 728x250

Lapas II B Sumedang Ekspor Jaring Sabut Kelapa Hasil WBP

LAPAS – Wakil Bupati Sumedang M. Fajar Aldila melepas ekspor perdana coir net atau jaring sabut kelapa produksi warga binaan di Lapas Kelas II B Sumedang ke Korea Selatan, Kamis (18/9/2025).

Seperti yang dirilis sumedangkab.go.id, pembuatan jaring sabut kelapa merupakan salah satu pembinaan kemandirian warga binaan dari sistim pemasyarakatan di Indonesia.

Wabup Fajar mengatakan, jaring sabut kelapa tersebut bukan hanya sekedar produk industri, tetapi merupakan simbol dari kebangkitan, semangat, dan harapan.

“Bahwa dari balik tembok ini, warga binaan masih bisa menghasilkan karya yang bernilai, bahkan hingga menembus pasar ekspor,” ujar Wabup Fajar di Lapas II B.

Program tersebut dirancang untuk memberikan bekal keterampilan kerja, membuka lapangan usaha serta menumbuhkan rasa percaya diri bagi warga binaan kemasyarakatan agar siap kembali turun ke masyarakat setelah menjalani masa hukuman. Kegiatan tersebut juga dilaksanakan secara terarah dan berkesinambungan dengan dukungan kebijakan yang menekankan pentingnya rehabilitasi dan integrasi sosial melalui pembinaan kepribadian dan kemandirian.

Menurut Wabup Fajar, hal tersebut merupakan bukti nyata pembinaan yang berbasis keterampilan dan wirausaha mampu membuka jalan untuk masa depan yang lebih baik.

“Ini mendukung ekonomi hijau dan ekonomi silkular karena menggunakan bahan baku alami dan ramah lingkungan,” ujarnya.

Adanya program pembinaan kemandirian, warga binaan tidak hanya dipandang sebagai individu yang sedang menjalani pidana, tetapi sebagai bagian dari masyarakat yang memiliki potensi untuk berkontribusi dalam pembangunan.

“Melalui pelatihan dan pendampingan ini, warga binaan mampu menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomi yang mampu bersaing di pasar global, serta menjadi salah satu bentuk nyata kontribusi pemasyarakatan terhadap pembangunan bangsa,” ungkapnya.

Dengan demikian, kata Wabup Fajar,  pembinaan kemandirian tidak hanya berfungsi sebagai proses rehabilitasi sosial, tapi juga sebagai instrumen nyata dalam mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat.

“Saya percaya, kegiatan seperti ini akan memberi dampak besar, bukan hanya untuk para warga binaan, tetapi juga bagi perekonomian lokal Sumedang. Semoga ini menjadi langkah awal menuju lebih banyaknya produk lokal yang bisa kita banggakan di pasar internasional,” kata Wabup Fajar.

Sementara itu, Kepala Lapas II B Sumedang Ratri Handoyo Eko Saputro menyebutkan, upaya pembinaan kemandirian tersebut sejalan dengan arah pembangunan nasional yang tercermin dengan asta cita Presiden khususnya dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, penguatan ekonomi yang inklusif serta reformasi birokrasi yang mendorong pelayanan publik yang lebih humanis.

“Selain itu program ini juga sejalan dengan 13 program akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, khususnya fokus pada penguatan dan peningkatan pendayagunaan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)  untuk menghasilkan produk UMKM,” katanya.

Ratri menuturkan, salah satu bentuk nyata dalam melaksanakan pembinaan kemandirian, Lapas Kelas II B Sumedang telah bekerja sama dengan PT. Agri Lestari Nusantara memberikan bekal keterampilan jaring sabut kelapa kepada warga binaan melalui pelatihan dan pendampingan tersebut.

“Dari keterampilan atau kemampuan yang diperoleh, dapat menghasilkan produk yang memiliki manfaat dan nilai ekonomi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya dan dapat hidup mandiri. Selain itu hasil pembinaan dapat menjadi sumber penerimaan negara bukan pajak,” tuturnya. (ynt/rls)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *