INDRAMAYU — Pemerintah melalui Kementerian Pertanian melaksanakan Gerakan Tanam Padi Serentak di 14 provinsi sentra produksi padi utama sebagai bagian dari percepatan program swasembada pangan nasional. Kegiatan ini dipusatkan di Desa Tanjungkerta, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada Rabu, 23 April 2025, dan diikuti secara daring oleh kepala daerah dari wilayah masing-masing.

Langkah ini menjadi bentuk komitmen Kabinet Merah Putih dalam memperkuat ketahanan pangan dan merespons ancaman krisis pangan global akibat perubahan iklim dan ketidakpastian rantai pasok dunia.
Wakil Bupati Indramayu, H. Saefudin, mengapresiasi sinergi antara pemerintah daerah dan para petani. “Alhamdulillah, berkat bimbingan camat dan kuwu, petani kita terus terjaga. Seyogyanya, para petani berharap tidak direpotkan oleh persoalan ketersediaan air, pupuk, dan harga gabah yang stabil,” ujarnya.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian menegaskan kontribusi penting Jawa Barat dalam mendukung ketahanan pangan. “Jawa Barat termasuk dalam tiga besar penyumbang swasembada pangan nasional, bahkan berpotensi masuk dua besar,” katanya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Indramayu mengungkapkan capaian serapan gabah oleh Bulog telah melampaui target. “Target Bulog untuk serapan gabah sebesar 66 ribu ton, dan saat ini sudah mencapai 134 persen atau sekitar 86 ribu ton. Namun, untuk target beras sebesar 77 ribu ton, yang terserap baru sekitar 3 hingga 4 ribu ton,” jelasnya.
Ia menambahkan, meskipun target gabah telah terlampaui, pemerintah akan terus mendorong Bulog untuk menyerap hasil panen hingga masa panen selesai. “Hal ini dilakukan untuk menjaga agar harga gabah tidak jatuh di bawah Rp6.500 per kilogram, demi melindungi pendapatan petani,” tegasnya.
Gerakan ini juga menjadi upaya strategis untuk memaksimalkan musim tanam April–September, menjaga produktivitas lahan, dan mempercepat distribusi benih serta pupuk bersubsidi ke wilayah-wilayah sentra.
Indramayu dipilih sebagai lokasi pusat karena memiliki luas lahan sawah terbesar di Pulau Jawa, sekaligus menunjukkan peran krusialnya dalam mendukung produksi beras nasional. Diharapkan, gerakan serentak ini dapat menjadi pemantik semangat petani di seluruh daerah untuk terus meningkatkan produksi secara berkelanjutan.
Pemerintah optimistis langkah kolaboratif ini akan memperkuat kemandirian pangan dan mengurangi ketergantungan pada impor, sejalan dengan target swasembada beras nasional yang berkelanjutan.(Dar)