banner 728x250

Konser Amal 100 CTFP, Berbudget Nol dan Tanpa Penjualan Tiket, Siap Digelar di Indonesia

Jakarta — Untuk pertama kalinya di Indonesia, Maria Monique Last Wish Foundation (MMLWF) akan menggelar konser amal internasional bertajuk “100 Celebrities Talk for Para Athletes (100 CTFP)”.

Yang membuat konser ini istimewa, seluruh kegiatan diselenggarakan tanpa anggaran (zero budget), tanpa penjualan tiket, dan semua penyanyi tampil tanpa bayaran—murni karena cinta kasih dan kepedulian bagi para atlet difabel di dunia.

Persiapan dimulai ketika Vincent Yap, General Manager Five Star Sari Pacific Hotel Jakarta, memdonasikan ballroom nya secara cuma cuma.

Tanggal konser ditetapkan bersama Mayor Jenderal Wandee Tosuwan (Sekjen ASEAN Para Sports Federation) dan Dwiki Dharmawan, maestro musik Indonesia yang juga menjadi salah satu pendukung  MMLWF. Wandee sendiri hadir dalam peluncuran 100 CTFP yang dihadiri oleh Duta Besar Suryopratomo, Dr. Teo-Koh Sock Miang (Presiden NPC Singapore), Leslie Lee (Sekjen NPC Singapore), Kelly Fan (Direktur Eksekutif SDSC), serta Ferrari Owners Club Singapore.

“Wandee juga telah menceritakan tentang 100 CTFP kepada Gusti Bhre, dan beliau memberikan tiga pesan indah bagi para atlet difabel di negara-negara ASEAN,” ujar Natalia Tjahja, pendiri MMLWF.

Kolaborasi Musik Dunia Tanpa Bayaran

Kolaborasi antara Natalia dan Dwiki sudah terjalin sejak 2011 melalui berbagai karya musik dunia—Natalia sebagai composer dan Dwiki sebagai music arranger. Beberapa karya mereka antara lain “My Brave Hero” untuk anak-anak Haiti, “Return of the Ring” untuk Pangeran William & Kate Middleton, “S for E” untuk ASEAN Para Games Solo, dan “Anthem Asian Paralympic Committee” untuk 45 negara Asia.

Dari Hollywood, pasangan seniman Jahna dan Michael menjadi artis internasional pertama yang memastikan tampil tanpa menerima honor.

Jahna—penyanyi bersuara khas mirip Gloria Estefan dan peraih Golden Buzzer di America’s Got Talent—merupakan bagian dari Vortex Immersion Media, perusahaan yang dikenal sebagai executive producer Beyoncé. Ia juga dijadwalkan hadir di Berlin International Film Festival 2026 untuk filmnya Lear Rex.

Michael, legendary filmmaker Hollywood, akan tampil mengiringi Jahna bernyanyi. Ia pernah terlibat dalam ribuan film besar seperti The Matrix,Hit & Run,  Tulsa King, The Angriest Man in Brooklyn, dan Lear Rex bersama Sylvester Stallone serta Al Pacino. Ia juga produser dokumenter Rooted in Peace yang dibintangi Deepak Chopra, Mike Love, dan Ted Turner (pendiri CNN).

“Saya benar-benar terharu. Rumah Jahna terbakar hingga tinggal puing, tapi semangat mereka untuk tetap datang dan tampil di konser amal ini sungguh luar biasa,” ungkap Natalia.

Selain itu, penyanyi muda asal Taiwan Grace, yang disebut berparas mirip Xing Fei (Miss Crow with Mr. Lizard), juga akan tampil secara sukarela tanpa bayaran.

Natalia menambahkan, masih banyak penyanyi internasional lainnya dari berbagai negara yang akan diumumkan menjelang hari konser.

Konser 100 CTFP tidak bersifat komersial. Tiket tidak dijual, melainkan diberikan kepada para donatur berhati dermawan dan individu inspiratif.

Sebanyak 100–200 kursi disediakan khusus bagi penyandang disabilitas, anak yatim, dan pasien penyakit kronis.

“Mereka adalah tamu istimewa yang menjadi prioritas kami,” ujar Natalia.

Dukungan juga datang dari pelukis Jepang Maki, yang karyanya pernah dipamerkan di Le Salon bersama maestro dunia seperti Renoir, Monet, Delacroix, dan Cézanne. Ia turut menyumbangkan dua lukisan untuk dilelang di konser ini.

Maskapai Starlux Airlines memberikan dukungan nyata dengan menyediakan tiket gratis bagi para penyanyi dari Amerika Serikat dan Taiwan—sebagai bentuk komitmen sosial dan kemanusiaan melalui kolaborasi dengan MMLWF.

Dalam waktu dekat, Natalia dijadwalkan bertemu dengan penyanyi remaja keturunan Raja Rama IV dari Thailand, yang dijuluki “angel voice”, untuk membicarakan partisipasinya di konser yang akan digelar 31 Januari 2026.

Konser Nol Anggaran, Penuh Mukjizat

“Semangat konser ini lahir karena saya bisa berkomunikasi dengan Tuhan layaknya sedang menelepon. Bayangkan, konser ini zero budget, tidak menjual tiket, dan semua penyanyi tampil tanpa bayaran sepeser pun. Saya sendiri tidak berpengalaman membuat konser, tapi Tuhan membuka jalan—semua datang secara sukarela: tempat, sistem suara, pencahayaan, tiket para artis mancanegara, fotografer, videografer, life cam, dekorasi, usher, hingga tim logistik,” tutur Natalia dengan senyum haru.

Ia menambahkan, “Saya ingin mendaftarkan konser amal unik ini ke Guinness World Records dan juga MURI,” ujarnya kepada Sylvia Hendarto sambil tertawa kecil.

Natalia mengaku semangatnya menjalankan 100 CTFP juga terinspirasi oleh kebaikan hati Andrew Parsons, Presiden International Paralympic Committee( IPC).

Peluncuran 100 CTFP dilakukan bersamaan dengan pembacaan pesan dari Andrew Parsons sebagai bentuk apresiasi dan ucapan terima kasih kepadanya.

” Mr Andrew Parsons  juga senang melihat 100 CTFP diliput oleh media2 dan team nya siap utk mengarsipkankannya” ujar Natalia

“Saya berterima kasih kepada Deepa Malik, serta kepada Perdana Menteri Narendra Modi dan seluruh masyarakat India yang begitu mencintai Deepa. Ia adalah orang pertama yang mendukung 100 CTFP,” ujar Natalia.

Ia menutup dengan harapan, “Saya berharap Princess Euphelma Choden Wangchuck dari Kerajaan Bhutan—royal family pertama yang mendukung 100 CTFP—dapat hadir dan membuka konser amal ini bersama saya,” jelasnya. (mak/rls)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *