INDRAMAYU – Komitmen Kilang Pertamina Balongan dalam menciptakan kesetaraan dan pelestarian lingkungan kembali mendapat pengakuan nasional. Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) unggulannya, BERBISIK (Berdaya, Berkolaborasi Inklusif, Inovasi, dan Karya), Kilang Balongan berhasil meraih penghargaan dengan predikat tertinggi yaitu Bintang Lima, pada ajang Indonesia CSR Excellence Award (ICEA) 2025.
Mewakili General Manager Kilang Pertamina Balongan, Yulianto Triwibowo, penghargaan diterima oleh Officer I CSR Kilang Pertamina Balongan selaku, Andromedo Cahyo Purnomo di eL Hotel, Bandung, pada Rabu (17/12/2025).
Penghargaan ini mencakup empat kategori sekaligus, yaitu The Best Leadership Focus on CSR Program (untuk General Manager Kilang Balongan, Yulianto Triwibowo), Best CSR for Community Involvement and Development, Best CSR for Inclusive Business dan Best Collaborative CSR for Community Development.
Program BERBISIK dinilai juri memiliki keunggulan unik karena menerapkan konsep Inclusive Pathway yang mengubah Hidup. Program ini tidak hanya menyelesaikan permasalahan lingkungan, tetapi secara simultan mengangkat derajat kelompok rentan, khususnya penyandang tuna rungu, yang selama ini sering termarginalkan.
Andromedo menyampaikan bahwa penghargaan ini adalah bukti bahwa inklusivitas dapat berjalan beriringan dengan inovasi lingkungan.
”Penghargaan ini adalah validasi atas kerja keras teman-teman disabilitas yang tergabung dalam program BERBISIK, kolaborasi dan keterlibatan nyata masyarakat lainnya dan pemerintah daerah Indramayu” ujar Edo.
Ditambahkan Edo, kami ingin memastikan bahwa Teman Tuli tidak hanya menjadi objek bantuan, tetapi menjadi subjek perubahan yang berdaya, mampu berinovasi, dan berkarya menyelesaikan isu lingkungan.
Lebih lanjut, Edo menjelaskan raihan The Best Leadership Focus on CSR Program untuk General Manager Kilang Balongan Yulianto Triwibowo menegaskan bahwa seluruh elemen di Kilang Balongan dari Tim Manajemen, Pekerja hingga Mitra Kerja memiliki komitmen yang tinggi dalam memberikan kontribusi penting bagi keberlanjutan operasional perusahaan dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan dan sosial masyarakat sekitar.
Keberhasilan Program BERBISIK terletak pada penyediaan ruang aman bagi teman Tuli untuk mengekspresikan dan meningkatkan kepercayaan diri sehingga memiliki keterampilan baru yang bernilai ekonomis. Salah satu tonggak keberhasilan program ini adalah pembentukan unit usaha “Kopi Teman Istimewa”. Unit ini dikelola sepenuhnya oleh tujuh barista tuli. Dalam kurun waktu dua tahun, usaha ini mampu menghasilkan kas sebesar Rp169 juta.
Lebih dari sekadar bisnis, kafe ini menjadi wadah pelatihan dan magang bagi siswa dari lima Sekolah Luar Biasa (SLB) di Indramayu. Inovasi ini kemudian berkembang menjadi gerakan “Kopi Tumpah” (Kopi Tukar Sampah), di mana masyarakat dapat menikmati kopi dengan menukarkan sampah plastik, menciptakan siklus ekonomi sirkular yang inklusif.
Program BERBISIK telah melibatkan 122 difabel dalam kegiatan workshop dan pelatihan, 55 perempuan penerima manfaat pelatihan keterampilan dan pendampingan usaha, 14 lansia yang berperan sebagai pegiat lingkungan, serta 55 warga binaan pemasyarakatan yang diberdayakan melalui replikasi Integrated Farming.
Program ini juga berkontribusi signifikan pada pengurangan limbah melalui Kelompok Wiralodra dengan inovasi PERISALTIK (Produk Olahan Hasil Solidifikasi Sampah Plastik) yang mengolah limbah plastik menjadi produk bernilai ekonomi. Untuk sampah organik, komunitas Wiralodra mengelolanya dengan metode budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF), sebagai sumber protein alternatif dan solusi pengurangan sampah.
Secara sistemik, program ini juga melahirkan inisiatif sosial yaitu PALU MANTUL (Pelayanan Inklusif bagi Teman Tuli), pelatihan bahasa isyarat bagi perangkat pemerintah, Pojok Kreasi Al-Qur’an Bahasa Isyarat, hingga inisiasi Kampung Ramah Disabilitas di Kabupaten Indramayu.
Lebih dari itu, Program BERBISIK memberikan dampak nyata baik secara sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Hingga tahun 2025, program ini telah menghasilkan peningkatan total pendapatan penerima manfaat sebesar Rp1,41 miliar, pengurangan emisi karbon sebesar 4.650,6 kg CO₂ ekuivalen per minggu, pengelolaan sampah organik sebanyak 1,8 ton per tahun, serta pengolahan minyak jelantah dan limbah plastik masing-masing mencapai 240 liter dan 3,8 ton per tahun.
Keberhasilan program BERBISIK tidak terlepas dari kolaborasi multipihak antara perusahaan, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, serta komunitas masyarakat sipil. Sinergi ini menjadikan program tidak hanya berkelanjutan, tetapi juga replikatif di berbagai wilayah. (Abdul Gani)












