INDRAMAYU – Di tengah dinamika tantangan energi global, Kilang Pertamina Balongan kembali mempertegas komitmennya dalam menjaga keberlangsungan operasional kilang melalui “Risk Management Forum 2025”.
Forum yang mengangkat tema “Enhancing Risk Awareness for Refinery Operational Resilience” ini dilaksanakan di Gedung Patra Ayu, Kompleks Bumi Patra, Indramayu, pada Rabu (3/12/2025).
Acara ini dihadiri oleh General Manager Kilang Pertamina Balongan, Yulianto Triwibowo, VP Risk Strategy & Governance PT KPI, Donatus Hermawan AP, serta praktisi manajemen risiko Ir. Muhamad Sayuti, S.T., M.T., IPM, CRMO. Forum ini juga melibatkan seluruh Tim Manajemen dan Person in Charge (PIC) Business Continuity Management System (BCMS) dari setiap fungsi.
General Manager Kilang Balongan, Yulianto Triwibowo, dalam sambutannya menekankan posisi vital Kilang Balongan sebagai Objek Vital Nasional kini menghadapi tantangan yang semakin kompleks, mulai dari keamanan aset strategis, fluktuasi pasar, rantai pasok (supply chain), hingga faktor eksternal seperti geopolitik dan regulasi.
Yulianto menegaskan bahwa tujuan utama manajemen risiko adalah membangun Resiliensi Operasional.
“Resiliensi bukan sekadar kemampuan bertahan, tetapi kemampuan untuk merespons cepat, meminimalkan dampak, dan memulihkan operasi guna menjaga mutu serta keberlangsungan produksi,” tegas Yulianto.
Ia juga menggaris bawahi pentingnya menanamkan budaya risiko (risk culture) untuk melindungi aset paling berharga perusahaan, yaitu para pekerja.
“Melalui penerapan Risk Management yang menyeluruh Kilang dapat beroperasi dengan sangat baik tanpa adanya risiko operasi, risiko bisnis, dan risiko legalitas yang dapat menghambat kinerja perusahaan.” pungkas Yulianto.
VP Risk Strategy & Governance PT KPI, Donatus Hermawan AP, dalam paparannya menjelaskan bahwa manajemen risiko berfungsi sebagai “Safe-Guard” untuk memastikan ketahanan organisasi akan mampu untuk menyerap guncangan dan mengubahnya menjadi peluang untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.
Donatus juga menekankan bahwa risiko seringkali muncul dari ketidaktauan (“Risk comes from not knowing what you are doing”). Oleh karena itu, pemahaman mendalam terhadap pekerjaan dan diskusi dengan para ahli atau senior menjadi kunci mitigasi yang efektif.
“Kalau kita sudah tahu apa yang dikerjakan, kita akan mudah mengatasi kesulitan dan menyusun risk treatment yang tepat,” tambahnya.
Sementara itu, praktisi manajemen risiko Ir. Muhamad Sayuti menyoroti peran kepemimpinan dalam membangun budaya sadar risiko. Menurutnya, kesadaran risiko (risk awareness) harus dimulai dari diri sendiri, terutama dari para pemimpin.
“Peran pimpinan sangat besar. Kita tidak bisa meyakinkan orang lain sebelum kita menjalankannya sendiri,” ujar Sayuti.
Secara terpisah, Pjs. Area Manager Communication, Relation & CSR Kilang Balongan, Andromedo Cahyo Purnomo, menyampaikan bahwa pelaksanaan Risk Management Forum 2025 ini memberikan manfaat signifikan bagi keberlanjutan Kilang Balongan.
“Kegiatan ini menegaskan bahwa Kilang Balongan sangat serius dalam memitigasi segala bentuk risiko, baik itu risiko operasional, keselamatan, maupun risiko non-teknis lainnya” ujarnya.
Andromedo menambahkan, bahwa dengan manajemen risiko yang kuat dan terstruktur, kita tidak hanya melindungi aset perusahaan dan keselamatan pekerja, tetapi juga menjaga kepercayaan masyarakat dan pemangku kepentingan di sekitar wilayah operasi bahwa Kilang Balongan dikelola secara profesional dan bertanggung jawab. (Abdul Gani)














