Asian Youth Para Games (AYPG) Dubai 2025 menjadi salah satu ajang terbesar dalam sejarah paralimpik Asia, menghadirkan 1.500 atlet dari 35 negara. Acara pembukaan dipimpin oleh Presiden APC Majid Rashed bersama Sheikh Mansoor bin Mohammed bin Rashid Al Maktoum, putra dari The Ruler of Dubai, sekaligus Chairman Dubai Sports Council (DSC) yang memimpin berbagai inisiatif strategis untuk menjadikan Dubai sebagai pusat olahraga global.
Sheikh Mansoor, yang juga Presiden Komite Olimpiade Nasional UEA, secara resmi membuka Asian Youth Para Games – Dubai 2025. Edisi ini menjadi yang terbesar, dengan kompetisi berlangsung pada 10–13 Desember di delapan arena kelas dunia.

Dalam upacara pembukaan, Yang Mulia Sheikh Mansoor memberikan penghargaan kepada Shakhnoza Shavkatovna Mirziyoyeva, First Deputy Director National Agency for Social Protection Uzbekistan sekaligus First Deputy Chairperson NPC Uzbekistan, atas kontribusinya dalam pengembangan olahraga disabilitas.
Upacara dihadiri oleh:
Dr. Ahmad Belhoul Al Falasi, Menteri Olahraga UEA, Hessa bint Essa Buhumaid, Direktur Jenderal Community Development Authority Dubai, Dato Sri Hajjah Fatimah Abdullah, Menteri Women, Childhood and Community Wellbeing Development Sarawak, Malaysia, Majid Al Usaimi, Presiden Asian Paralympic Committee, Sheikh Mohammed bin Duaij Al Khalifa, anggota IPC dan APC sekaligus Presiden Bahrain Paralympic Committee, HRH Prince Mohammed bin Abdulrahman bin Nasser Al Saud, Presiden Saudi Table Tennis Federation, Prince Fahad bin Jalawi bin Abdulaziz bin Musaed, Wakil Presiden Saudi Olympic and Paralympic Committee, Khalfan Belhoul, Wakil Ketua Dubai Sports Council,Saeed Hareb, Sekretaris Jenderal DSC,Fares Al Mutawa, Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Nasional UEA,para duta besar negara peserta, pimpinan federasi olahraga lokal, Arab, dan Asia, serta perwakilan media internasional juga hadir menyaksikan acara ini.

Upacara pembukaan diawali parade para atlet yang membawa bendera negara masing-masing. Kompetisi AYPG Dubai 2025 mempertandingkan 11 cabang olahraga paralimpik, dan untuk pertama kalinya memanfaatkan integrasi kecerdasan buatan (AI) secara luas dalam operasional acara.
*Kolaborasi Baru APC dengan Chery International*
Asian Paralympic Committee secara resmi menandatangani kerja sama dengan Chery International, menjadikan perusahaan otomotif global tersebut sebagai mitra resmi Asian Youth Para Games Dubai 2025. Kesepakatan ditandatangani oleh Presiden AsPC Majid Rashed dan Executive Vice President Chery International Zhu Shaodong, sebagai langkah penting memperkuat mobilitas inklusif dan pemberdayaan pemuda disabilitas di Asia.
*Anthem APC Ciptaan Natalia Tjahja Bergema di Dubai*
Dalam upacara pembukaan, Anthem Asian Paralympic Committee ciptaan Natalia Tjahja diperdengarkan di hadapan para delegasi, atlet, dan tamu kehormatan. Sumpah atlet dipimpin oleh Mohammed Khalid Taleb, sementara sumpah wasit dipimpin oleh Tariq Al Ali.
Acara juga menampilkan pertunjukan budaya dari penyanyi Emirat Eyadah Al Menhali dengan lirik karya penyair Ali Al Khowar.
—
*Perjalanan Lintas Tahun yang Dipimpin Tuhan*
Perjalanan Natalia Tjahja di dunia paralimpik berawal pada tahun 2018. Saat itu, ia belum mengetahui apa pun tentang olahraga paralimpik. Cabang olahraga pertama yang ia kenal adalah boccia.
Didorong oleh tekad untuk ikut berkontribusi, Natalia memberanikan diri menjadi sutradara dan produser film non-profit berjudul “Movie Boccia.” Dukungan pertama datang dari Presiden Asian Paralympic Committee (APC) Majid Rashed, serta CEO APC Tarek Souei.
“Natalia, teruskan perjuanganmu lewat Movie Boccia. Saya berharap bisa meluncurkan film ini,” ujar Majid Rashed kepada Natalia pada tahun 2018.
Dengan anggaran nol, Natalia melanjutkan produksi “Movie Boccia” sambil berkeliling Asia untuk merekam para juara paralimpik Asia. Dukungan terhadap film ini datang dari berbagai negara, termasuk Singapura, Thailand, Malaysia, Indonesia, India, Korea, Jepang, China, dan Filipina.
“Dan rupanya, ini adalah bagian dari rencana Tuhan untuk mempersiapkan saya menjadi pencipta lagu Anthem Asian Paralympic Committee ” tutur Natalia.
Menurut Natalia, seluruh perjalanan ini merupakan bagian dari rencana Tuhan.
“Semua karena Tuhan. Saya memulai perjalanan paralimpik pada 2018 tanpa tahu apa pun. Pada 2022 saya berkolaborasi dengan ASEAN Para Sports Federation( APSF) untuk Anthem APSF, lalu pada 2023 dengan Asian Paralympic Committee untuk Anthem APC. Pada 2025, kegiatan charity global kami ‘100 CTFP’ mendapat dukungan dari Andrew Parsons, Presiden International Paralympic Committee,” ujar Natalia.
Ia menutup pernyataannya dengan menyebut tiga tokoh olahraga Indonesia yang juga berada di dlm perjalanan nya , yakni Raja Sapta Oktohari (Presiden NOC Indonesia), Senny Marbun (Presiden NPC Indonesia), Rima Ferdianto (Sekjen NPC Indonesia).
“Mereka adalah bagian dari beautiful journey ” ujar Natalia menutup wawancara. (mak/rls)














