JAKARTA – Pernahkan anda datang di kampus BINUS Anggrek di Kemanggisan Jakarta? Apabila musim ujian tiba, di kampus ini akan mengingatkan kepada semua mahasiswanya untuk senantiasa
jujur dalam menjalani ujian. Tidak nyontek, plagiat atau melakukan kecurangan kecurangan lain.
Kalau mahasiswa terdeteksi curang, maka gelar `Drop Out/DO‘ akan disematkannya.
Banner raksasa pun dipasang di area strategis kampus yang dilalui mahasiswa menuju kelas. Banner itu hanyalah sebuah pengingatan. Namun dibalik pengingatan ini, ada niat mulia yang ingin disumbangkan untuk negeri ini melalui lulusan-lulusan nya yang berkarakter dan
jujur dalam berkarya.

BINUS memang tidak hanya dikenal sebagai kampus swasta `berkelas dunia‘ (berkali-kali ada perankingan internasional, BINUS selalu berada diperingkat atas) dengan keilmuan yang terus-menerus adaptasi dengan teknologi baru dan perubahan di dunia pendidikan, tetapi uga meneguhkan karakter dan integritas diri.
BINUS membangun ruang pendidikan tinggi yang fleksibel, ruang di mana human
intelligence dan artificial intelligence berkolaborasi untuk menghasilkan collective intelligence yang berdampak bagi bangsa. Inilah sebenarnya yang saat ini dibutuhkan oleh negeri ini.

Bagaimana anak-anak bangsa berkarya dengan teknologi canggih dengan pribadi yang santun, berkarakter dan berintegritas.
BINUS telah lama mempersiapkan mahasiswa untuk mampu beradaptasi dan berdayasaing di dunia kerja yang semakin terdigitalisasi. Namun, BINUS nampaknya menyadari bahwa menyiapkan mahasiswa saja tidak cukup.
Untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang berkelanjutan, inklusif, dan beretika di era AI, para dosen sebagai garda terdepan pendidikan juga perlu dibekali kemampuan
untuk memanfaatkan AI secara bijak, bertanggung jawab dan berorientasi pada
kemanusiaan.

Oleh karenanya, BINUS menyelenggarakan Rapat Kerja bagi para dosen Faculty Member dari berbagai kampus BINUS yang ada di Bandung, Malang, Semarang dan Greater Jakarta. Mereka menyimak paparan-paparan pemateri dan kemudian mendiskusikannya dalam rancangan kerja ke depan.
Dalam forum ini, para dosen diajak untuk menavigasi konteks pembelajaran baru ,
mengintegrasikan teknologi dalam pedagogi, serta menjaga nilai-nilai etika dan
kemanusiaan di tengah kemajuan AI. BINUS menempatkan dosen sebagai penggerak
utama yang menjembatani kebijakan, inovasi, dan praktik akademik yang bermakna.
“Perubahan dunia pendidikan hari ini menuntut kita tidak hanya adaptable, tetapi juga intentional. Kita perlu mengajar bukan hanya agar mahasiswa paham, tetapi agar mereka tumbuh. Kita meneliti bukan sekadar demi publikasi, tetapi demi menghadirkan solusi. Kita mengabdi bukan sekadar memenuhi kewajiban, tetapi untuk memberi dampak nyata bagi masyarakat“ ungkap Rektor BINUS University, Dr. Nelly S. Kom., M.M saat memberi sambutan di di depan sekitar 1400 dosen yang hadir dalam Rapat Kerja Faculty Member BINUS pekan lalu (15/11) di GOR BINUS Kampus Alam Sutra.
Raker juga dihadiri Dr. Ferry Juliantoro, Menteri Koperasi Republik Indonesia, Ir Bernard Gunawan, Ketua Yayasan Bina Nusantara, Stephen Wahyudi Santoso BSE, MSIST – President of BINUS Higher Education and Professional Services dan Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo,
M.M. – Vice President of BINUS Higher Education and Professional Services.
BINUS menumbuhkan budaya digitalwisdom yaitu kemampuan menggunakan AI secara etis, reflektif dan bertanggung jawab yang selaras dengan nilainilai Catur Dharma: pengajaran,
penelitian, pengabdian, dan pengembangan diri.
Rektor menegaskan bahwa kesiapan menghadapi era AI dimulai dari transformasi para pendidik itu sendiri.
“Menyiapkan mahasiswa untuk eraAI berarti juga menyiapkan dosen agar mampu
berkolaborasi dengan AI secara cerdas dan beretika. Teknologi harus menjadi alat untukmemperkuat nilai – nilai kemanusiaan, bukan menggantikannya. Tugas kita sebagai pendidik adalah memastikan bahwa AI digunakan untuk memperluas cara berpikir,memperdalam
kreativitas,dan menumbuhkan empati,” ujarnya.
Forum pengembangan dosen BINUS tahun ini menjadi momentum penting bagi seluruh tenaga pendidik untuk melakukan refleksi, menyelaraskan arah akademik, serta memperkuat komitmen bersama menuju visi jangka panjang BINUS2035, yakni fostering and empowering the society in building and serving the nation.
Dipenghujung gelaran Raker Faculty Member (FM) tersebut, BINUS memberi penghargaan kepada para dosen dalam bentuk award yakni Best Lecturer Awards (BLA) khusus bagi dosen FM, dan Best Teaching Award (BTA) bagi dosen FM maupun AFM (Associate Faculty Member). Menurut panitia, terpilih 9 dosen memperoleh BLA dan 59 dosen memperoleh
penghargaan BTA.
Penghargaan tersebut memotivasi para dosen untuk lebih bersemangat mengembangkan diri dan berkreasi sebagai pendidik selaras dengan visi BINUS.
Nampaknya, penghargaan itu merupakan salah satu refeleksi dari komitmen BINUS dalam rangka memotivasi para dosen sebagai garda terdepan pendidikan. (mak/rls)












