BANDUNG – Acara Debat Pilkada Indramayu yang dilaksanakan di hotel Holiday Inn-Bandung dan disiarkan secara langsung TVRI, senin malam (4/11/2024) sempar memanas. Terutama saat sesi pertanyaan dari masing-masing calon. Dimana Nina Agustina calon bupati Indramayu nomor urut tiga dan Lucky Hakim calon bupati Indramayu nomor urut 2 bersilang pendapat soal program kesehatan masyarakat.
Cabup paslon nomor 3, Hj Nina Agustina SH MH CRA menilai respons lawannya, Lucky Hakim saat menjawab pertanyaannya, terkesan terlalu mengedepankan sentimen pribadi. Khususnya ketika menanggapi pertanyaan terkait program kesehatan.
Debat yang digelar oleh KPU Indramayu kali ini mengangkat tema “Inovasi Pembangunan Daerah untuk Mewujudkan Kesejahteraan Bersama”.
Nina Agustina saat itu, mempertanyakan program apa yang akan dijalankan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indramayu, mengingat kabupaten ini baru saja mendapat penghargaan dari Kementerian Kesehatan dengan capaian 99,9 persen masyarakat terlingkup layanan kesehatan gratis pada Agustus lalu.
Menanggapi hal ini, Lucky Hakim menyoroti permasalahan pelayanan kesehatan di Indramayu, terutama di RSUD yang menurutnya masih belum optimal. Lucky juga mengkritik rangkap jabatan direktur rumah sakit yang juga menjadi Plt BKPSDM, yang dianggapnya menciptakan ambiguitas dalam pengelolaan fasilitas kesehatan.
Ia juga menyoroti masih ada warga yang belum tercover BPJS, termasuk keluarga dengan anak stunting yang tinggal tak jauh dari rumah Bupati di Desa Krimun.
Mendengar jawaban itu, Nina menilai jawaban Lucky Hakim terlalu mengarah pada isu personal dan tidak menjawab secara utuh dari pertanyaan yang disampaikan kepada Lucky Hakim.
“Pertanyaan saya jelas soal program apa yang bisa Bapak berikan untuk menjamin kesehatan masyarakat yang sudah tercover 99,9 persen. Jika program Dokmaru dirasa kurang, ada alternatif lain seperti ICETA (Indramayu Cepat Tanggap) yang bisa menampung keluhan warga,” ujarnya.
Lucky menegaskan bahwa argumen yang ia sampaikan bukan serangan personal, melainkan berdasarkan fakta. Ia mengkritisi birokrasi yang dinilainya masih lambat, terutama dalam izin pendirian rumah sakit, serta kenaikan tarif PDAM yang menurutnya berdampak pada kualitas air dan kesehatan warga.
Perdebatan sengit ini memperlihatkan pandangan yang berbeda antara kedua calon terkait pengelolaan kesehatan masyarakat di Indramayu.
Nina Agustina menilai Lucky menununjukan sentimen personal dari awal acara. Debat pilkada kota mangga diiikuti tiga paslon. Yakni, paslon nomor urut 1, Bambang Hermanto-Kasan Basari, paslon nokor urut 2, Lucky Hakim-Syaefudin, dan paslon nomor urut 3, Nina Agustina-Tobroni.
“Saya lihat dari tadi sentimen personal ya. Nanti kalau personal bisa di belakang,”ujar Nina sambil menoleh ke Lucky Hakim.
Nina menganggap Lucky tidak menjawab pertanyaannya tapi malah memperlihatkan sentimen pribadi.
“Saya tidak pernah menyalahkan orang lain ya, tapi ayolah jangan kita menghancurkan masyarakat Indramayu,” ujar dia.
Lanjut Nina, kalau memang ada suatu hal kaitannya dengan sentimen pribadi atau masalah apapun sebaiknya diselesaikan secara pribadi pula.
Acara ditutup dengan sesi closing statmen dari masing-masing pasangan calon.
Paslon nomor urut 3, Nina Agustina-Tobroni dalam closing statmennya, diawali pemyampaiaj yang sejuk dari Cabup Nina Agustiba.
Cabup petahana ini menyampaikan dengan segala prestasi yang diraih Indramayu dalam kepemimpinannya dengan waktu yang singkat (3,5 tahun), dirinya berrekad untuk meningkatkan. Dengan dukungan “Super tim” yang sudah terbukti berkomitmen dalam tugas-tugasnya.
Sebagai manusia biasa, Nina Agustina mengakui adanya kekurangan dalam kepemimpinannya. Sehingga dirinya menyampaikan permohon maaf atas kekurangan tersebut. Namun dirinya akan terus berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan dan kemajuan daerah.
“Jadi pemimpin harus memiliki karakter yang amanah, menuntaskan pengabdian sesuai masa jabatan dan sumpah jabatannya,” tegas Nina Agustina.
Dikatakan, Debat cabup adalah kegiatan adu gagasan dan ide yang disertai dengan data dan fakta.
Kalau ada masalah pribadi diantara paslon, maka selesaikanlah secara pribadi, buka dengan menyebarkan fitnah, mengadu domba, bahkan menghancurkan masyarakat Indramayu.
Menutup closing statement paslon nomor 3, dilanjutkan oleh Cawabup tobroni dengan pantun.
“Jalan-jalan ning desa Lajer, garep tuku Pelem Kueni. Ingat, tanggal 27 November, Coblos Nina-Tobroni,” ucap Tobroni dengan suara lantang dan disambut teriakan “siappp” dan tepuk tangan bergemuruh dari para pendukungnya yang hadir langsung di lokasi debat di Bandung. (mak/rls).