banner 728x250

Bupati Garut Paparkan Tantangan Pendidikan di Hadapan Wamendikdasmen

GARUT – Pemkab Garut mendampingi Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq dalam monitoring dan evaluasi pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMA Ciledug Al-Musaddadiyah, Kecamatan Tarogong Kidul (16/7/2025)

Seperti yang dirilis jabarprov.go.id, Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, menyampaikan kondisi pendidikan di Kabupaten Garut yang masih menghadapi berbagai tantangan.

Ia menjelaskan, Kabupaten Garut berpenduduk sekitar 2,8 juta jiwa dengan luas wilayah 3.100 kilometer persegi.

“Orang Garut rata-rata sekolahnya baru 7–8 tahun, jadi rata-rata orang Garut pendidikannya baru beres kelas 2 SMA,” ujarnya.

Ia menambahkan, IPM sektor pendidikan di Garut baru mencapai 69 persen karena rendahnya rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah.

Menurutnya, peningkatan kualitas pendidikan akan mendorong peningkatan sektor kesehatan dan ekonomi.

Bupati juga menyoroti keterbatasan guru PAUD dan akreditasi lembaga pendidikan yang belum merata.

“Akreditasi inilah merupakan ukuran kualitas dari sekolah. Kalau sekolah belum terakreditasi, biasanya penjaminan mutunya belum jalan dan prosesnya belum sangat baik,” katanya.

Ia mengungkapkan, meskipun Angka Partisipasi Sekolah (APS) jenjang SD dan SMP tinggi, Angka Partisipasi Murni (APM) SD justru menurun menjadi 81 persen.

Hal ini menandakan banyak siswa bersekolah tidak sesuai kelompok usia.

Syakur optimistis akan terus mendorong pendekatan formal untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Garut.

Ia juga memotivasi siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar menjadi generasi unggul dan berdaya saing.

Wamendikdasmen, Fajar Riza Ul Haq, menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan MPLS dan menyatakan kebahagiaannya dapat bertemu dengan siswa SMA Ciledug Al-Musaddadiyah.

“Saya mengucapkan selamat karena adik-adik sudah diterima di sekolah yang bisa dikategorikan baik,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya rasa syukur atas kesempatan mengenyam pendidikan formal.

Fajar meminta agar sekolah menjadi rumah kedua yang nyaman, aman, damai, dan ramah.

Ia juga berpesan kepada guru untuk memperlakukan siswa layaknya anak sendiri, serta menekankan pentingnya menjauhi kekerasan dan bullying di lingkungan sekolah maupun rumah.

“Ilmu penting, pintar juga penting, tapi yang tidak kalah penting adalah persoalan akhlak dan karakter,” ujarnya.

Fajar berharap siswa memiliki kejujuran, kedisiplinan, kemandirian, serta rasa tanggung jawab dalam kehidupan. (ynt/rls)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *